Macammacam sampah MEDIS. Secara umum, jenis sampah dapat dibagi dua cara, yaitu organik (biasa disebut sampah basah) dan anorganik (sampah kering). sampah basah adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti daun, sampah dapur, dll Jenis sampah dapat terdegradasi (membusuk / pembusukan) secara alami.
a Pengomposan Aerob: menggunakan bantuan udara terbuka. merupakan metode yang paling sederhana dan sudah sejak lama dilakukan. Untuk mendapatkan aerasi dan pencampuran, biasanya tumpukan sampah tersebut dibalik (diaduk). Hal ini juga dapat menghambat bau yang mungkin timbul, pembalikan dapat dilakukan baik secara mekanis maupun manual.
Dampakutama dari limbah ini adalah tidak bisa ditambuhkan limbah padat oleh akar tanaman. Tidak bisa ditembusnya senyawa tersebut oleh air sehingga unsur pembentuk mineral tanah akan berkurang, di tambah mikroorganisme yang mampu menyuburkan tanah juga berkurang drastis akibat berkurangnya tanaman di atas permukaan tanah. 4. Pencemaran Limbah cair
E menurunnya konsentrasi CO di air. 3. Komponen industri di bawah ini yang dapat menyebabkan hujan asam adalah . A. produk akhir suatu industri B. limbah buangan industri C. pembakaran yang menghasilkan SO2 D. hasil industri kosmetik dalam bentuk gas E. CFC (Chloro Fluoro Carbon) 4.
Limbahpadat yang dapat dengan mudah terdegradasi adalah daun-daun yang berguruan ( pilihan jawaban yang benar adalah D). Daun tergolong mudah terdegradasi karena dapat dengan mudah mengalami pemusukan karena dapat dengan mudah diurai oleh mikroorganisme. Cara pengolahan limbah yang mudah terdegradasi adalah dengan cara pengomposan. Pembahasan
Limbahnata de coco merupakan nata yang tidak dapat dijadikan sebagai produk setelah proses sortasi sehingga menghasilkan limbah padat dan jarang dimanfaatkan. Kandungan selulosa pada limbah padat nata de coco sebesar 42,57%. Tujuan penelitian ini membuat plastik biodegradable dengan hasil limbah nata de coco dengan penambahan plasticizer.
Lt2x0p. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Universitas Gadjah Mada 1 RINGKASAN MATERI BIODEGRADASI LIMBAH ORGANIK OLEH MIKROORGANISME Disusun Oleh Nama Angga Puja Asiandu NIM 20/464809/PBI/01705 Program Studi Magister Biologi Angkatan 2020 Mata Kuliah Biodegradasi dan Bioremediasi Dosen Pengampuh Dr. Endah Retnaningrum, JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS BIOLOGI TAHUN AKADEMIK 2020/2021 UNIVERSITAS GADJAH MADA Universitas Gadjah Mada 1 BIODEGRADASI LIMBAH ORGANIK OLEH MIKROORGANISME Angga Puja Asiandu 1. Degradasi Limbah Organik Limbah organik merupakan limbah yang dapat mengandung beberapa senyawa organik seperti karbohidrat, lemak, protein, senyawa-senyawa hidrokarbon dan fenol. Limbah organik merupakan limbah yang dapat mengalami proses dekomposisi oleh mikroorganisme[1]. Di alam, terdapat berbagai macam mikroorganisme yang dapat mendegradasi limbah organik tersebut melalui proses biodegradasi[2]. Hal demikian dikarenakan mikroorganisme dapat memanfaatkan limbah organik tersebut sebagai sumber energi dan sebagai sumber karbon bagi mereka dengan melepaskan berbagai macam enzim yang akan memecah limbah organik tersebut. Tahap akhir biodegradasi secara sempurna akan menghasilkan karbondioksida, metana, hidrogen dan air[1]. 2. Peran Mikroorganisme dalam Biodegradasi Limbah Organik Proses biodegradasi limbah organik yang dilakukan oleh mikroorganisme dapat terjadi secara aerob maupun anaerob. Proses biodegradasi limbah organik secara aerob terjadi oleh beberapa mikroorganisme dengan melibatkan oksigen. Dalam proses biodegradasi aerob tersebut, oksigen berperan sebagai akseptor elektron dalam proses transformasi molekul kompleks menjadi lebih sederhana. Sementara itu, biodegradasi anaerobik terjadi dengan tidak melibatkan molekul oksigen. Dalam proses biodegradasi limbah organik secara anaerob, molekul lain seperti nitrate, sulfat, ion Fe3+, Mn4+ dan CO2 dapat berperan sebagai akseptor elektron[3]. Degradasi secara aerobik akan menghasilkan produk berupa energi, uap air dan CO2, sedangkan pada degradasi anaerobik akan dihasilkan produk akhir berupa energi, CO2, CH4 atau H2S[2]. Proses biodegradasi limbah organik melibatkan dua macam proses kimia, yaitu oksidasi dan reduksi. Pada reaksi oksidasi-reduksi, limbah organik berperan sebagai donor elektron. Limbah-limbah organik kompleks tersebut akan dipecah melalui proses oksidasi yang akan membebaskan elektron bebas. Elektron yang dibebaskan tersebut akan diterima oleh akseptor elektron tertentu. Adapun senyawa kimia yang bertindak sebagai akseptor elektron tersebut akan mengalami reduksi[3]. 3. Siklus Biogeokimia Siklus Karbon Mikroorganisme memiliki peranan vital dalam siklus karbon. Mikroorganisme memiliki berbagai macam jalur metabolisme yang berperan dalam siklus karbon. Mikroorganisme akan menggunakan berbagai macam sumber karbon tersebut sebagai sumber energi dan sumber nutrisinya. Metabolisme sumber karbon dalam mikroorganisme secara umum dibedakan menjadi jalur yaitu aerobik dan anaerobik. Substrat yang mengandung karbon tersebut dapat ditransformasi menjadi biomassa, berbagai macam metabolit serta dapat pula dikembalikan ke alam dalam bentuk CO2. Sumber karbon dapat pula dimetabolisme secara anaerob oleh beberapa mikroorganisme menghasilkan beberapa senyawa asam serta gas metan oleh bakteri Methanogen. Melalui proses-proses tersebut, mikroorganisme berperan penting dalam menjaga kestabilan karbon yang ada di alam[4] Siklus Nitrogen Mikroorganisme mempunyai peranan yang penting dalam siklus nitrogen di alam. Siklus nitrogen diawali dengan proses fiksasi nitrogen. Fikasasi nitrogen merupakan proses reduksi N2 di atmosfer menjadi beberapa bentuk senyawa nitrogen yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan dan organisme lainnya. Fiksasi nitrogen Universitas Gadjah Mada 2 melibatkan beberapa mikroorganisme yang memiliki gen nifH yang mengkode enzim nitrogenase sehingga dapat mengkatalisis proses perubahan nitrogen bebas tersebut. Mikroorganisme tersebut dapat berasosiasi dengan tumbuhan maupun bersifat bebas. Beberapa contoh mikroorganisme pemfikasasi nitrogen yaitu Azospirillum, Azorhizobium, Nostoc, Anabaena dan Methanosphaerula. Tahap berikutnya yaitu nitrifikasi. Nitrifikasi merupakan proses oksidasi amonium NH4+ dan amonia NH3 menjadi nitrit NO2- dan nitrat NO3-. Beberapa bakteri yang berperan dalam proses nitrifikasi yaitu Nitrosomonas, Nitrosospira, Nitrosococcus, Nitrobacter dan Nitrospina. Tahap berikutnya yaitu denitrifikasi. Denitrifikasi merupakan proses reduksi nitrat NO3- menjadi nitrogen bebas kembali N2 yang dibantu oleh beberapa mikroorganisme seperti Bacillus, Pseudomonas dan Paracoccus [5]. Siklus Sulfur Mikroorganisme dapat menggunakan sulfur organik maupun anorganik sebagai sumber energinya melalui beberapa jalur metabolisme yang dimilikinya. Beberapa kelompok bakteri kemolitotrof seperti Thiobacillus dapat melalukan proses oksidasi komponen sulfur H2S menghasilkan sulfat SO42-. Sulfat selanjutkan akan direduksi oleh beberapa bakteri seperti Desulfobacter dan Sesulfovibrio secara anaerobik menghasilkan sulfur H2S kembali. Selain itu, beberapa bakteri lainnya juga berperan dalam reduksi sulfur seperti Desulfuromonas. Pada umumnya, bakteri Thiobacillus spp. merupakan kelompok bakteri pereduksi sulfat yang baik[6]. Siklus Fosfor Fosfor merupakan salah satu elemen penting dalam kehidupan yang dapat dijumpai dari bebatuan. Ketersediaan fosfor di alam dipengaruhi oleh aktivitas biotik maupun abiotik. Di alam, mikroorganisme memiliki peranan penting dalam proses asimilasi dan mineralisasi Fosfor. Tumbuhan tidak dapat menggunakan fosfor secara langsung, dikarenakan di alam fosfor tidak tersedia secara bebas bagi tumbuhan. Beberapa bakteri seperti Bacillus, Pesudomonas, Aerobacter, Xanthomonas dapat melarutkan fosfat sehingga dapat diserap atau digunakan bagi tumbuhan[7]. 4. Biodegradasi Limbah Organik melalui Composting Komposting atau proses pengomposan merupakan suatu proses dekomposisi secara biologis yang dapat terjadi secara aerob maupun anaerob[8]. Proses composting merlibatkan berbagai macam mikroorganisme yang bertugas merombak limbah-limbah organik tersebut hingga pada tahap akhir dapat digunakan sebagai pupuk organik. Terdapat dua proses dalam composting. Proses yang pertama yaitu proses degradasi senyawa-senyawa organik kompleks yang dilakukan oleh berbagai macam mikroorganisme. Proses yang kedua yaitu proses maturasi komponen-komponen organik yang telah didegradasi tersebut [9]. Keterlibatan mikroorganisme dalam proses composting dapat dibedakan menjadi tiga fase, yaitu fase mesofilik, fase thermofilik, dan fase pendinginan dan maturasi fase mesofilik kedua. Pada fase mesofilik, beberapa mikroorganisme mesofilik akan memuli proses degradasi komponen organik untuk membentuk kompos. Mikroorganisme yang terlibat pada fase tersebut meliputi bakteri dan aktinomisetes. Fase thermofilik merupakan fase degradasi material kompleks yang terjadi pada suhu yang tinggi. Mikroorganisme yang berperan pada fase tersebut merupakan mikroorganisme tahan panas. Pada fase ini, mikroorganisme patogen dapat mengalami kematian. Fase maturasi melibatkan beberapa organisme seperti bakteri dan fungi yang berperan dalam penstabilan kompos yang terbentuk[10]. Proses pengomposan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi suhu, pH, rasion CN, kadar Kalium, kadar fosfor[8], nutrisi, kelembapan, ketersediaan oksigen, struktur substrat, komunitas mikroorganisme serta keberadaan patogen[10]. Universitas Gadjah Mada 3 DAFTAR PUSTAKA [1] Retnosari AA, Shovitri M. Kemampuan Isolat Bacillus Sp. dalam Mendegradasi Limbah Tangki Septik. J Sains Dan Seni POMITS 2013;27–11. [2] Komala O, Sugiharti D, Darda RI. Pengolahan Sampah Organik Menggunakan Mikroorganisme. Ekologia 2012;121. [3] Eskander S, Saleh HEM. Biodegradation Process Mechanism. Biodegrad Bioremediat 2017;81–31. [4] Schimel JP, Schaeffer SM. Microbial control over carbon cycling in soil. Front Microbiol 2012;3. [5] Pajares S, Bohannan BJM. Ecology of nitrogen fixing, nitrifying, and denitrifying microorganisms in tropical forest soils. Front Microbiol 2016;7. [6] Pokorna D, Zabranska J. Sulfur-oxidizing bacteria in environmental technology. Biotechnol Adv 2015;331246–59. [7] Karl DM. Microbially mediated transformations of phosphorus in the sea New views of an old cycle. Ann Rev Mar Sci 2014;6279–337. [8] Ekawandani N. Pengomposan Sampah Organik Kubis Dan Kulit Pisang Dengan Menggunakan Em4 2018;1238–43. [9] Ribeiro NDQ, Souza TP, Castro CP De. Microbial additives in the composting process 2017;41159–68. [10] Sunar NM, Stentiford EI, Stewart D., Fletcher LA. The Process and Pathogen Behavior in Composting A Review. Proceeding UMT-MSD 2009 Post Grad Seminar 200978–87. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this microorganisms play important roles in nitrogen cycling within forest ecosystems. Current research has revealed that a wider variety of microorganisms, with unexpected diversity in their functions and phylogenies, are involved in the nitrogen cycle than previously thought, including nitrogen-fixing bacteria, ammonia-oxidizing bacteria and archaea, heterotrophic nitrifying microorganisms, and anammox bacteria, as well as denitrifying bacteria, archaea and fungi. However, the vast majority of this research has been focused in temperate regions, and relatively little is known regarding the ecology of nitrogen-cycling microorganisms within tropical and subtropical ecosystems. Tropical forests are characterized by relatively high precipitation, low annual temperature fluctuation, high heterogeneity in plant diversity, large amounts of plant litter, and unique soil chemistry. For these reasons, regulation of the nitrogen cycle in tropical forests may be very different from that of temperate ecosystems. This is of great importance because of growing concerns regarding the effect of land use change and chronic-elevated nitrogen deposition on nitrogen-cycling processes in tropical forests. In the context of global change, it is crucial to understand how environmental factors and land use changes in tropical ecosystems influence the composition, abundance and activity of key players in the nitrogen cycle. In this review, we synthesize the limited currently available information regarding the microbial communities involved in nitrogen fixation, nitrification and denitrification, to provide deeper insight into the mechanisms regulating nitrogen cycling in tropical forest ecosystems. We also highlight the large gaps in our understanding of microbially mediated nitrogen processes in tropical forest soils and identify important areas for future is defined as the biological decomposition and stabilization of organic substrates under aerobic conditions to allow the development of thermophilic temperatures. This thermophilic temperature is a result of biologically produced heat. Composting produces the final product which is sufficiently stable for storage and application to land without adverse environmental effects. There are many factors which affect the decomposition of organic matter in the composting process. Since the composting process is very intricate, it is not easy to estimate the effect of a single factor on the rate of organic matter decomposition. This paper looked at the main factors affecting the composting process. Problems regarding the controlling, inactivation and regrowth of pathogen in compost material are also major thrust of terrestrial microbial ecology is focused on understanding when and how the composition of the microbial community affects the functioning of biogeochemical processes at the ecosystem scale meters-to-kilometers and days-to-years. While research has demonstrated these linkages for physiologically and phylogenetically "narrow" processes such as trace gas emissions and nitrification, there is less conclusive evidence that microbial community composition influences the "broad" processes of decomposition and organic matter OM turnover in soil. In this paper, we consider how soil microbial community structure influences C cycling. We consider the phylogenetic level at which microbes form meaningful guilds, based on overall life history strategies, and suggest that these are associated with deep evolutionary divergences, while much of the species-level diversity probably reflects functional redundancy. We then consider under what conditions it is possible for differences among microbes to affect process dynamics, and argue that while microbial community structure may be important in the rate of OM breakdown in the rhizosphere and in detritus, it is likely not important in the mineral soil. In mineral soil, physical access to occluded or sorbed substrates is the rate-limiting process. Microbial community influences on OM turnover in mineral soils are based on how organisms allocate the C they take up - not only do the fates of the molecules differ, but they can affect the soil system differently as well. For example, extracellular enzymes and extracellular polysaccharides can be key controls on soil structure and function. How microbes allocate C may also be particularly important for understanding the long-term fate of C in soil - is it sequestered or not?Nunik EkawandaniSampah organik yang ada di Indonesia berasal dari pasar, rumah tangga, restoran dan hotel. Sampah organik merupakan sampah padat yang mudah membusuk dan menimbulkan bau yang sangat menyengat. Keberadaan sampah ini sangat mengganggu kebersihan dan kesehatan lingkungan. Keberadaan sampah ini tidak terlepas dari pola kecenderungan konsumsi masyarakat itu sendiri. Maka diperlukan pengelolaan sampah organik yang tepat. Dalam penelitian ini akan memanfaatkan sampah organik dari kubis dan kulit pisang, menjadi kompos. Pengomposan biasanya menggunakan cara konvensional, dimana dengan cara ini membutuhkan waktu cukup lama. Pengomposan dengan bantuan EM4 Effective Microorganism dapat mempercepat dalam pembuatan kompos dibandingkan dengan cara konvensional. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa dalam waktu 20 hari kompos sudah dapat digunakan. Adapun kandungan kompos yang dihasilkan menunjukan kadar rasio C/N sebesar 18, kalium 2,11% dan fosfor 0,26% dengan sifat fisik kompos berwarna coklat kehitaman, berbau dan bertekstur seperti tanah dengan kadar air 13,98%, suhu 27oC dan pH M. KarlPhosphorus P is a required element for life. Its various chemical forms are found throughout the lithosphere and hydrosphere, where they are acted on by numerous abiotic and biotic processes collectively referred to as the P cycle. In the sea, microorganisms are primarily responsible for P assimilation and remineralization, including recently discovered P reduction-oxidation bioenergetic processes that add new complexity to the marine microbial P cycle. Human-induced enhancement of the global P cycle via mining of phosphate-bearing rock will likely influence the pace of P-cycle dynamics, especially in coastal marine habitats. The inextricable link between the P cycle and cycles of other bioelements predicts future impacts on, for example, nitrogen fixation and carbon dioxide sequestration. Additional laboratory and field research is required to build a comprehensive understanding of the marine microbial P Isolat Bacillus Sp. dalam Mendegradasi Limbah Tangki SeptikA A RetnosariM ShovitriRetnosari AA, Shovitri M. Kemampuan Isolat Bacillus Sp. dalam Mendegradasi Limbah Tangki Septik. J Sains Dan Seni POMITS 2013;2 Sampah Organik Menggunakan MikroorganismeO KomalaD SugihartiR I DardaKomala O, Sugiharti D, Darda RI. Pengolahan Sampah Organik Menggunakan Mikroorganisme. Ekologia 2012;12 Process MechanismS EskanderHem SalehEskander S, Saleh HEM. Biodegradation Process Mechanism. Biodegrad Bioremediat 2017;81-31.
Polusi yang telah dilakukan, merusak lingkungan secara luas, telah menjadi produk kelalaian manusia dalam tugas merawat planet ini. Ini telah menyebabkan sejumlah besar limbah padat mencemari berbagai sudutnya, menyebabkan penyakit dan kematian. Ketika kita berbicara tentang limbah padat, kita merujuk pada bahan-bahan yang kita buang begitu masa manfaatnya berakhir. Mulai dari kaleng plastik dan botol hingga kardus dan kertas atau sisa makanan. Karakteristik limbah padat Limbah padat memiliki karakteristik tertentu yang membuatnya tidak salah lagi, yaitu Meskipun tampak jelas, karakteristik utamanya adalah mereka padat, yaitu, mereka tidak cair atau gas. Botol plastik adalah contoh yang jelas dari jenis limbah padat. Banyak limbah padat dihasilkan di rumah. Pada banyak kesempatan mereka besar. Beberapa seperti kayu atau kertas mudah terbakar. Sampah padat yang berasal dari tempat-tempat seperti lab bisa menular. Ada juga yang beracun, mudah terbakar, dan bahkan radioaktif. Makanan yang berasal dari sisa-sisa makanan dapat difermentasi. Dalam kasus plastik, gelas atau keramik, mereka dikatakan inert, karena mereka tidak akan bereaksi setelah kontak dengan limbah lain. Klasifikasi Limbah padat dapat diklasifikasikan sebagai berikut Sampah organik adalah limbah yang mengalami degradasi seiring waktu. Mereka contohnya bisa berupa sisa makanan, bunga dan daun, kertas, kardus, dan bahkan kayu. Sampah anorganik ini, di sisi lain, tidak dapat terdegradasi, atau setidaknya tidak dalam waktu singkat. Dalam hal ini, limbah padat anorganik contohnya adalah besi, plastik atau gelas. Limbah padat juga dapat diklasifikasikan menurut asalnya Limbag padat perkotaan mereka adalah yang biasanya dihasilkan orang dan berakhir di tong sampah. Limbah pertanian ini termasuk limbah yang menghasilkan aktivitas pertanian, seperti peternakan atau perikanan. Limbah industri mereka berasal dari perusahaan industri. Ini bisa mirip dengan limbah padat perkotaan tetapi juga bisa menjadi limbah berbahaya. Limbah medis biasanya jarum suntik dan limbah lainnya dari laboratorium atau rumah sakit. Limbah radioaktif limbah radioaktif. Penyebab Karena berbagai faktor, seperti disinformasi, kelebihan populasi, dan kelalaian, manusia menjadi terbiasa dengan kehidupan di masyarakat di mana mereka hanya mengkonsumsi secara kompulsif tanpa khawatir tentang limbah yang menghasilkan apa yang dikonsumsi. Residu ini, oleh karena itu, berakhir di lingkungan, merusak keseimbangannya. Masalah di atas diilustrasikan pada hari ke hari masyarakat modern, di mana limbah rumah tangga terkonsentrasi di satu tempat, dan kemudian dikumpulkan di satu tempat melalui layanan kebersihan, di mana sebagian besar limbah ini tidak daur ulang meskipun ini merupakan aspek yang telah berubah dalam beberapa tahun terakhir di negara maju. Masalah ini biasanya disebabkan oleh kebijakan pengelolaan limbah yang buruk dan sayangnya itu adalah sesuatu yang terjadi di banyak negara di dunia. Dampak Limbah padat dapat menghasilkan dampak sebagai berikut 1. Resiko kesehatan Meskipun limbah padat tidak dianggap sebagai penyebab langsung penyakit, limbah ini memainkan peran mendasar dalam transmisi beberapa di antaranya. 2. Kontaminasi air Ini adalah salah satu masalah terbesar yang disebabkan oleh limbah padat. Dan itu adalah pembuangan limbah ini ke sungai cukup umum. Selain itu, mereka yang dibiarkan di luar ruangan dapat menghasilkan lindi, cairan yang sangat berpolusi yang juga menyebabkan polusi air. 3. Kontaminasi tanah Masalah ini dapat diamati dengan sangat baik di daerah perkotaan karena residu ini menyebabkan tanah memburuk, juga mempengaruhi nilainya. 4. Polusi udara Diketahui bahwa limbah padat menghasilkan bau tidak sedap, tetapi ini bukan yang terburuk, mereka juga menghasilkan gas beracun yang dapat memengaruhi kesehatan mereka yang menghirupnya. Yang terakhir juga memiliki efek ketika dikremasi. 5. Kontaminasi visual Melihat limbah jenis ini menumpuk di jalanan menyebabkan dampak visual yang tidak menyenangkan. Cara mengurangi limbah padat Berikut beberapa tips yang dapat Anda ikuti untuk mengurangi limbah padat Mengontrol limbah beracun dari tambang. Bertindak cepat dan efisien terhadap tumpahan minyak, sering kali disebabkan oleh kecelakaan. Tanamkan di sekolah cara yang benar untuk mendaur ulang. Tingkatkan kesadaran akan pentingnya daur ulang. Hindari pembelian benda atau makanan kompulsif yang akan berakhir di tempat sampah. Memiliki kebijakan pengelolaan limbah yang memadai, menghindari akumulasi mereka. Memiliki tempat yang resmi untuk membuang sampah dan memiliki wadah daur ulang. Cegah perusahaan untuk membuang limbah ke sungai atau laut. Menetapkan kebijakan untuk pembersihan area perkotaan yang efisien. Jangan membuang sampah ke tanah. Mengontrol pembakaran, serta menebang pohon tanpa pandang bulu. Hindari penggunaan pestisida dan pupuk sebanyak mungkin. Penyimpanan Limbah padat harus disimpan dalam wadah yang sesuai untuk mereka. Ini akan berbeda tergantung pada sifat tempat di mana mereka berada. Misalnya, tong sampah kecil akan tersedia di rumah, biasanya satu untuk setiap jenis sampah, sementara sebuah wadah besar akan dipilih di lokasi konstruksi. Sampah padat yang dikumpulkan di rumah-rumah kemudian dibawa ke tempat-tempat yang dimungkinkan oleh pemerintah kota untuk pengumpulan dan pengolahan selanjutnya. Bergantung pada ember tempat kita membuang limbah, sampah tersebut akan berakhir atau di tempat pembuangan sampah di pabrik daur ulang, jadi penting untuk memisahkannya di rumah. Mendaur ulang Daur ulang adalah tentang memberikan kehidupan baru pada limbah yang kita buang. Proses ini mencoba mengubah limbah menjadi bahan baku yang siap digunakan. Daur ulang adalah salah satu elemen utama dalam strategi 4 R. Ini, yang mencoba menanamkan dirinya di sekolah, didasarkan pada pengurangan, pemulihan, penggunaan kembali, dan daur ulang limbah padat. Berkat itu, pusat-pusat pendidikan meningkatkan kesadaran di masyarakat dan membuat dampak jenis limbah ini berkurang. Program pengelolaan dan pengelolaan limbah padat oleh negara Setiap negara memiliki program pengelolaan dan pengelolaan limbah padat sendiri. Di bawah ini kami akan menganalisis beberapa di antaranya Bogota Kolombia Bogotá adalah kota dengan lebih dari penduduk, yang menghasilkan sekitar ton sampah setiap hari. Untuk menangani jumlah limbah semacam itu, pemerintah kota menggunakan sistem pengelolaan limbah yang bersifat publik dan swasta dan yang menyediakan pekerjaan untuk hampir orang. Dalam sistem ini, pendaur ulang dasar sangat penting dan berkat program Zero Waste, mereka berhasil mendaur ulang ton sampah, yang jika tidak akan berakhir di TPA. Cochabamba Bolivia orang yang mendiami kota besar ini menghasilkan sekitar 500 ton sampah setiap hari, atau apa yang sama, ton sampah per tahun. Melihat jumlah limbah yang langsung masuk ke TPA ini, pemerintah memutuskan untuk bertindak memberikan jalur hijau pada tahun 007 kepada program Ecorecolectores. Ini pada dasarnya adalah sistem daur ulang yang memungkinkan ton sampah didaur ulang setiap tahun. Milano, Italia Kasus Milan adalah contoh dalam pengolahan limbah organik. Pada sebuah sistem diterapkan yang berusaha memisahkan mereka dari sampah untuk memulihkannya berkat pengomposan. Saat ini, berkat program ini dan keterlibatan penduduk, dimungkinkan untuk mengolah ton limbah jenis ini, yang juga mengakibatkan penurunan emisi gas rumah kaca. Singapura Asia orang yang tinggal di Singapura telah melihat bagaimana pemerintah telah memodifikasi kebijakan pengelolaan limbahnya untuk menghindari kontaminasi sumber daya air negara tersebut. Saat ini, ia tidak hanya mencapai tujuan ini, tetapi juga telah berhasil menggunakan limbah untuk menghasilkan bagian dari listrik yang dikonsumsi oleh kota. Selain itu, ia telah menerapkan program pendidikan lingkungan dan pengurangan kemasan. Selain itu, untuk menghindari kontaminasi visual yang disebabkan oleh limbah ini, itu juga berlaku denda bagi mereka yang tidak menyimpan sampah di tempat-tempat resmi. Contohnya limbah padat Beberapa contoh limbah padat adalah sebagai berikut Kaleng Wadah plastik. Botol kaca. Karton. Kertas. Susu brics. Baterai. Perangkat elektronik. Sikat gigi bekas. Kartrid tinta. Pengemasan. Pakaian. Mebel.
Sampah, baik itu sampah organik atau pun anorganik, memerlukan penanganan serius dari pihak terkait agar keberadaannya tidak mencemari lingkungan. Bukan hanya itu, sampah berupa limbah padat pun sudah sepantasnya mendapat perlakuan sama. Perlu metode khusus untuk menangani masalah ini. Beberapa di antaranya adalah dengan melakukan teknik satu metode pengelolaan sampah adalah dengan cara ditimbun atau lebih dikenal dengan istilah penimbunan terbuka open dumping dan metode sanitary landfill. Dalam metode ini sampah dikumpulkan dan ditimbun begitu saja dalam lubang yang dibuat pada lahan, bisanya di TPA tempat pembuangan akhir.Namun, metode ini sebenarnya masih berisikom, di antaranya penimbunan terbuka dapat menyebabkan bibit penyakit berkembang biak, sampah yang membusuk menghasilkan gas metan dan dapat menyebar ke udara sekitar sehingga menyebabkan bau yang busuk dan mudah terbakar, juga cairan yang tercampur dengan tanah dapat merembes ke dalam tanah sehingga menyebabkan pencemaran tanah dan adanya risiko dari penimbunan terbuka mendorong orang untuk menciptakan metode yang lebih baik, yaitu sanitaty landfill. Dalam metode ini sampah ditimbun dalam lubang yang sudah dialasi lapisan lempung dan lembaran plastik untuk mencegah perembesan cairan gas metan tidak mencemari udara dan menghindari berkembangbiaknya bibit penyakit dilakukan pemadatan sampah yang kemudian ditutupi tanah tipis-tipis setiap pengolahan dengan penimbunan memiliki kelemahan, salah satunya adalah proses penimbunan akan menghabiskan lahan, sampah yang ditimbun sebagian besar sulit terdegradasi sehingga akan tetap berada di bawah lahan dalam waktu yang relatif lama, walaupun sudah menggunakan sanitaty landfill masih bisa menyebabkan adalah sebuah metode penanganan sampah padat dengan melakukan pembakaran menggunakan alat insinerator. Insinerasi memiliki beberapa keuntungan antara lain; proses insinerasi menghasilkan listrik atau pemanas pada tidak semua limbah padat bisa ditangani dengan insinerasi, hanya limbah kertas, plastik dan karet saja yang bisa. Kelemahan metode ini adalah biaya yang mahal, dan menghasilkan asap buangan yang dapat mencemari udara serta abu hasil pembakaran yang memungkinkan mengandung senyawa yang berbahayaPembuatan KomposMetode ini adalah dengan mengolah sampah organik seperti sayuran, daun-daun kering, kotoran hewan melalui proses penguraian oleh mikroorganisme tertentu. Pembuatan kompos adalah salah satu cara terbaik dalam penanganan sampah organik. Berdasarkan bentuknya kompos ada yang berbentuk padat dan dapat dilakukan dengan menggunakan kultur mikroorganisme, yakni menggunakan kompos yang sudah jadi dan bisa didapatkan di pasaran seperti EM4 efectif microorganisme merupakan kultur campuran mikroorganisme yang dapat meningkatkan degradasi limbah atau sampah organik.
Berdasarkan wujudnya limbah dapat dibagi menjadi 3 macam, antara lain adalah limbah padat, limbah cair, dan limbah gas atau udara. Contoh limbah padat antara lain yaitu plastik, kaca, dan besi bajaContoh limbah cair adalah air sabun dan air sisa pencucian rumah tangga seperti air cuci limbah gas yang paling sering kita jumpai yaitu emisi yang berasal dari asap kendaran bermotorPengertian LimbahSecara umum limbah dapat didefinisikan sebagai suatu zat atau bahan sisa yang dihasilkan dari suatu proses produksi. Limbah dalam pengertian yang lebih luas merupakan bahan terbuang dari berbagai aktivitas manusia ataupun alam yang belum mempunyai nilai ekonomi dan seringkali justru memiliki dampak yang bersifat negatif bagi makhluk hidup maupun limbah dapat dilihat dari sudut pandang kimia, fisika dan biologi. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas suatu limbah dipengaruhi oleh volume limbah, kandungan bahan pencemar dan frekuensi pembuangan LimbahPada dasarnya terdapat 3 macam klasifikasi jenis-jenis limbah, yaitu menurut sumbernya, jenis pencemar yang terkandung, dan menurut bentuk atau sumbernya limbah dapat berasal dari limbah industri dan domestik rumah tangga.Berdasarkan jenis pencemarnya limbah dapat dibagi menjadi limbah organik, anorganik dan limbah b3 bahan beracun dan berbahaya. Sedangkan berdasarkan bentuknya limbah terdiri dari limbah padat, cair dan gas. Pengelompokkan Limbah Berdasarkan WujudnyaJenis Limbah Berdasarkan WujudnyaBerdasarkan wujudnya limbah dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu limbah padat, limbah cair, dan limbah gas atau ini adalah jenis-jenis wujud limbah berdasarkan wujudnya beserta dengan contohnya1. Limbah PadatContoh limbah padatPengertian Limbah PadatLimbah padat adalah limbah yang berbentuk padatan. Sampah yang seringkali dijumpai di pasar seperti sayur-sayuran, buah-buahan, kantong-kantong plastik adalah contoh limbah padat. Di tempat-tempat umum biasanya disediakan suatu bak atau tempat sampah. Tempat-tempat sampah tersebut biasanya digunakan sebagai tempat menampung sementara sampah-sampah contoh tersebut kita dapat menyimpulkan definisi limbah padat secara sederhana, yaitu limbah yang berbentuk padatan atau berada dalam fasa padat. Menurut KBBI sendiri limbah padat memiliki arti bahan yang tidak memiliki kegunaan, tak diinginkan atau dibuang dengan kandungan cairan yang sedikit/atau tidak cukup untuk dapat bebas Limbah PadatLimbah padat dapat berasal dari limbah domestik maupun industri. Plastik, beling dan baja adalah contoh dari limbah padat yang sering dihasilkan dari aktivitas sehari-hari. Sedangkan plastik kemasan produk, botol-botol, sedotan merupakan contoh limbah padat yang sering mendapat perhatian dan banyak dibicarakan karena volumenya sangat besar dan potensinya dalam mencemari lingkungan. Selain itu limbah plastik tersebut susah untuk Limbah PadatPenanganan limbah padat domestik biasanya dikumpulkan terlebih dahulu di tempat pengumpulan sementara kemudian ditumpuk disebuah lahan yang sering disebut tempat pembuangan akhir TPA ini kemudian memicu permasalahan baru, seperti semakin banyaknya volume sampah dan semakin terbatasnya ruang untuk dijadikan TPA. Permasalahan itu kemudian memicu orang-orang kreatif yang peduli untuk kemudian mengolah sampah seperti plastik dan botol menjadi suatu kerajinan yang memiliki nilai seni. Metode pengolahan limbah yang seperti pengolahan menjadi produk kerajinan sering mendapat apresiasi karena mengubah barang bersifat negatif menjadi bernilai ekonomi. Tentu kita pernah mendengar tentang beberapa metode pengelolaan limbah seperti daur ulang recycle dan penggunaan kembali reuse.Berbeda dengan limbah padat domestik yang dihasilkan dari kegiatan sehari-hari yang bersumber dari aktivitas rumah tangga. Limbah padat dari industri biasanya dilakukan pengolahan dengan cara dibakar menggunakan suatu alat yang disebut insinerator. Pembakaran sampah padat dengan insenerator ini bisa dibilang cara modern bahkan sudah ada metode pembakaran sampah untuk kemudian dijadikan bahan bakar pembangkit listrik. Apakah kamu sudah pernah mendengar pembangkit listrik tenaga sampah?Lebih lanjut tentang pembakaran sampah dengan insinerator akan kita bahas di artikel Limbah CairContoh Pencemaran Limbah CairPengertian Limbah CairLimbah cair merupakan salah satu jenis limbah berdasarkan wujudnya. Sesuai dengan istilahnya, limbah cair adalah limbah yang berbentuk cairan atau berada dalam fase cair, limbah cair juga didefinisikan sebagai air yang mengandung atau membawa sampah atau Kamus Besar Bahasa Indonesia limbah cair adalah air yang membawa sampah atau limbah yang bersumber dari rumah, bisnis, dan industri. Sumber Limbah CairBerdasarkan sumbernya limbah cair dapat berasal dari limbah industri dan limbah domestik atau dari hasil kegiatan rumah tangga, perkantoran maupun restoran dan jasa laundry. Perikanan juga menghasilkan limbah cair perikanan lho..Pengolahan Limbah CairTaukah kamu bagaimana pengolahan limbah cair? Berbeda dengan limbah padat, limbah cair lebih banyak mengundang perhatian, khususnya pada jenis limbah cair yang berasal dari kegiatan industri. Hal ini dikarenakan pada limbah cair yang berasal dari kegiatan industri di khawatirkan mengandung bahan-bahan atau senyawa berbahaya yang apabila tidak dilakukan penanganan dengan pengolahan yang tepat dapat memicu terjadinya pencemaran lingkungan lingkungan sudah tercemar, maka makhluk hidup yamg hidup disekitarnya akan terancam. Seperti kita manusia, jika mengkonsumsi minuman dan makanan yang tercemar maka dapat menyebabkan karena itu kita sering mendengan istilah IPAL Instalasi Pengolahan Air Limbah atau WWTP Waste Water Threatment Plant sebagai salah satu usaha pengolahan air limbah sebelum dibuang badan air. Nah, untuk materi ini dapat kamu baca pada artikel berikut ya..Baca 2 Proses Pengolahan Air LimbahContoh Limbah CairContoh limbah cair domestik yang berasal dari rumah tangga antara lain yaitu, air sabun, urin, air cucian beras dan air tinja. Sedangkan contoh limbah cair industri yaitu, limbah cair industri tahu & tempe seperti air sisa rendaman kedelai yang mengandung banyak senyawa organik. Limbah cair pertanian sisa pestisida residu insektisida dan limbah cair industri lainnya seperti limbah zat Limbah Gas Contoh Limbah GasPengertian Limbah GasLimbah gas merupakan salah satu komponen yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran udara dan salah satu faktor yang menjadi penyebab adalah hampir setiap orang. Hal ini karen hampir setiap orang melakukan kegiatan yang melibatkan proses pembakaran yang menghasilkan emisi gas buang. Contohnya dari kegiatan berkendara dengan kendaraan Limbah GasEmisi yang dikeluarkan oleh kendaran bermotor adalah salah contoh limbah berbentuk gas. Limbah gas adalah limbah yang berbentuk gas atau berada dalam fasa gas, biasanya dihasilkan dari proses pembakaran, terutama pembakaran bahan bakar fosil, seperti pada pembangkit tenaga listrik berbasis batu bara ataupun dari kendaraan berbahan bakar Limbah GasContoh limbah gas antara lain gas sulfur dioksida SOx dan nitrogen oksida NOx hasil dari sisa pembakaran bahan bakar fosil, karbon monoksida, metana, CFC dan sebagainya. Dampak dari limbah gas ini dapat secara luas. Tercemarnya atmosfer oleh SOx dan NOx dapat memicu terjadinya pemanasan global, hujan asam dan yang terparah dapat menyebabkan terjadinya perubahan Soal1. Wujud limbah berdasarkan wujudnya berikut adalah limbah… A. Pabrik B. Sampah C. Padat D. Rumah tangga E. Bahan bakar Jawab C. PadatJenis limbah berdasarkan bentuk atau wujudnya terdiri dari 3 macam, yaitu limbah padat, limbah cair, dan limbah gas atau Sebutkan limbah berdasarkan wujudnya gas, cair, padatKesimpulanBerdasarkan wujudnya limbah dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu limbah padat, cair, dan gas atau udara.
Jenis Limbah Pengertian Limbah, Karakteristik Limbah, dan Cara Mengatasi Limbah – Manusia dalam menjalankan aktivitas sehari-harinya tidak bisa lepas dari yang namanya lingkungan. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan yang mampu untuk mendukung kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, lingkungan ini harus tetap dijaga supaya manusia dan makhluk hidup lainnya dapat hidup sehat lebih lama. Namun, dalam perkembangan penduduk, baik dari hal kebutuhan hidup, bertambahnya penduduk, hingga sifat serakah manusia terhadap lingkungan hidup dan sekitarnya. Semua hal yang berkaitan dengan perkembangan penduduk terutama sifat serakah manusia membuat lingkungan hidup menjadi terganggu. Bahkan, lingkungan hidup yang terganggu ini dapat membuat keseimbangan yang ada pada lingkungan hidup menjadi tidak seimbang. Salah penyebab terjadinya ketidakseimbangan lingkup adalah banyaknya limbah-limbah yang dihasilkan atau disebabkan oleh kegiatan manusia sehari-hari. Limbah-limbah yang ada di sekitar kita bisa menyebabkan kesehatan kita terganggu, bahkan bisa merusak mata rantai dalam suatu ekosistem. Oleh karena itu, mengetahui atau mengenali pengetahuan tentan limbah sangat diperlukan oleh setiap orang. Artikel ini akan membahas pengertian limbah hingga bagaimana cara mengatasi limbah. Jadi, baca artikel ini sampai habis ya. Pengertian LimbahUU Nomor 32 Tahun 2009Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBIKarmanaSusilowarnoCahyono Budi UtomoJenis Limbah1. Jenis Limbah Berdasarkan Senyawanyaa Limbah organikb Limbah anorganikc Limbah B32. Jenis Limbah Berdasarkan Wujudnyaa Limbah padatb Limbah cairc Limbah gas3. Jenis Limbah Berdasarkan Sumbernyaa Limbah rumah tanggab Limbah industric Limbah pertaniand Limbah medise Limbah pertambanganf Limbah pariwisataKarakteristik Limbah Umuma Sifatnya dinamisb Ukurannya yang mikroc Berdampak jangka panjangd Penyebarannya sangat luasKarakteristik Limbah Khususa Karakteristik fisikb Karakteristik kimiac Karakteristik biologiCara Mengatasi Limbah 1. Reduce mengurangi2. Reuse menggunakan kembali3. Recycle mendaur ulang4. Mengubah limbah organik menjadi pupuk kompos5. Memakai sabun cuci sedikit mungkin6. Mengelompokkan sampah organik dan anorganikKesimpulanKategori Ilmu BiologiMateri IPA Limbah yang dihasilkan dari manusia selalu memiliki konotasi yang jelek, seperti bau, kotor, sumber penyakit, dan lain sebagainya. Tidak bisa dipungkiri bahwa manusia setiap harinya akan selalu menghasilkan limbah, seperti makan, minum, dan mencuci. Bahkan, dalam skala yang lebih besar, limbah dihasilkan dari aktivitas pabrik-pabrik. Sebelum membahas lebih jauh tentang jenis limbah, karakteristik limbah, dan cara mengatasi limbah, sebaiknya yang dibahas terlebih dahulu adalah pengertian dari limbah itu sendiri. Dengan memahami pengertian limbah, maka pembahasan lainnya tentang limbah akan mudah dipahami. UU Nomor 32 Tahun 2009 Di dalam pasal 1 butir 20 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, limbah adalah sisa usaha dan/atau kegiatan. Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI Limbah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI berarti sisa proses produksi; Bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau pemakaian; Barang rusak atau cacat dalam proses produksi. Karmana Menurut Karmana, limbah adalah sisa atau sampah dari suatu proses aktivitas manusia yang dapat menjadi bahan polutan di suatu lingkungan. Susilowarno Menurut Susilowarno, limbah adalah sisa atau hasil sampingan yang berasal dari beragam aktivitas manusia dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup. Cahyono Budi Utomo Menurut Cahyono, limbah adalah suatu zat atau benda yang timbul sebagai hasil dari aktivitas manusia yang sudah tidak digunakan lagi dan dibuang. Setelah membahas pengertian limbah berdasarkan UU, KBBI, dan menurut beberapa ahli, maka dapat disimpulkan bahwa limbah adalah sisa, sampah, dan sesuatu yang sudah tidak dipakai oleh manusia yang jika dibiarkan begitu saja dapat menyebabkan polutan atau kerusakan lingkungan, bahaya sekali bukan? Jenis Limbah Jenis-jenis limbah dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu limbah berdasarkan senyawanya, limbah berdasarkan wujudnya, dan limbah berdasarkan sumbernya. 1. Jenis Limbah Berdasarkan Senyawanya Kelompok jenis limbah yang pertama adala limbah berdasarkan senyawanya. Kelompok limbah ini dibagi menjadi tiga, yaitu limbah organik, limbah anorganik, dan limbah B3. a Limbah organik Limbah organik adalah limbah yang berasal dari makhluk hidup yang mudah diuraikan secara alami dan mudah membusuk. Contoh-contoh dari limbah organik, seperti dedaunan yang jatuh ke tanah, rumput, sisa-sisa makanan, kulit sayur-sayuran dan buah-buahan, kotoran manusia dan kotoran hewan, dan tulang-tulang hewan. Pada umumnya, limbah-limbah organik yang sering kita lihat berasal dari rumah, restoran, hotel, dan pertanian. b Limbah anorganik Limbah anorganik adalah limbah yang berasal dari sisa-sisa aktivitas manusia dan limbah ini sangat susah terurai secara alami dan pembusukan secara alami. Maka dari itu, limbah jenis ini sangat berbahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Contoh-contoh dari limbah anorganik, seperti sisa sabun cuci baju atau piring, botol minuman bekas, kantong plastik, kaleng-kalengan, kertas, kain, kertas, dan masih banyak lagi. c Limbah B3 Jenis limbah berdasarkan senyawanya yang terakhir adalah limbah B3. Istilah “B3” merupakan kepanjangan dari Bahan Berbahaya dan Beracun. Dari namanya saja, limbah ini sudah bisa mengancam dan membahayakan lingkungan hidup. Bahkan, kesehatan manusia juga sangat terancam dengan adanya limbah B3. Limbah B3 menjadi berbahaya karena di dalam limbahnya terdapat senyawa-senyawa yang sulit untuk diurai dan beracun. Senyawa-senyawa itu berupa logam berat, seperti Al, Cr, Cd, Cu, Fe, Pb, Mn, Hg, dan Zn. Selain itu, senyawa-senyawa berbahaya ini juga dapat ditemukan pada zat kimia, seperti sianida, fenol, pestisida, sulfida, dan lain-lain. 2. Jenis Limbah Berdasarkan Wujudnya Kelompok jenis limbah yang kedua adalah limbah berdasarkan wujudnya. Kelompok jenis limbah ini dibagi menjadi tiga, yaitu limbah padat, limbah cair, dan limbah gas. a Limbah padat Limbah padat adalah limbah yang bentuknya padat dan berasal dari sisa hasil kegiatan domestik atau aktivitas industri. Contoh-contoh limbah padat, seperti kertas, serbuk besi, kain, plastik, kayu-kayuan, dan serbuk besi. Limbah padat dapat diklasifikasikan menjadi enam bagian, yaitu sampah organik mudah busuk garbage, sampah anorganik dan organik tidak membusuk rubbish, sampah abu ashes, sampah bangkai binatang dead animal, sampah sapuan street sweeping, dan sampah industri industrial waste. b Limbah cair Limbah cair adalah limbah yang bentuknya cari dan berasal dari sisa-sisa hasil buangan kegiatan domestik atau proses produksi. Limbah cair itu sendiri berupa air yang sudah tercampur atau tersuspensi dengan bahan-bahan buangan hasil dari sisa-sisa produksi. Limbah cair dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok, yaitu limbah cair domestik domestic wastewater, limbah cari industri industrial wastewater, rembesan dan luapan infiltration and inflow, dan air hujan strom water. c Limbah gas Limbah gas adalah limbah yang dimana udara sebagai medianya.. Semakin banyak limbah gas yang naik ke udara, maka kualitas udara semakin menurun. Bahkan, limbah gas yang dibiarkan di udara bisa membuat kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya terganggu. Limbah gas itu sendiri bisa berasal dari asap kendaraan bermotor, asap kebakaran hutan, asap pabrik, dan lain lain. Contoh-contoh limbah gas seperti Karbon Monoksida CO, Karbon Dioksida CO2, Nitrogen Oksida NOx, Sulfur Oksida SOx, Asam Klorida HCI, Ammonia NH3, Metan CH4, Hidrogen Fluorida HF, Nitrogen Sulfida NS, dan Klorin Cl2. 3. Jenis Limbah Berdasarkan Sumbernya Kelompok jenis limbah yang ketiga adalah limbah berdasarkan sumbernya. Pada jenis limbah berdasarkan sumbernya, terdapat enam jenis, yaitu limbah rumah tangga, limbah industri, limbah pertanian, limbah medis, limbah pertambangan, dan limbah pariwisata. a Limbah rumah tangga Limbah rumah tangga adalah limbah yang asalnya dari kegiatan manusia dalam rumah atau lingkungannya. Maka dari itu, limbah rumah tangga disebut juga dengan limbah domestik. Misalnya, air cucian baju, piring, kendaraan, air sabun dari sehabis mandi, kotoran manusia, plastik yang sudah tidak digunakan, botol-botol plastik atau kaleng, dan lain-lain. b Limbah industri Limbah industri adalah limbah yang berasal dari sisa-sisa proses produksi pada suatu industri. Seperti yang kita tahu bahwa industri itu ada berbagai macam. Oleh karena itu, limbah-limbah industri juga sangat beragam dan tergantung dari industri apa yang sedang dijalankan. Misalnya, industri pakaian, maka limbahnya berupa sisa-sisa pakaian yang tidak dapat digunakan dan pewarna dari pakaian yang dapat mencemari lingkungan. Industri kabel listrik, limbah dari industri ini, seperti kabel-kabel yang sudah tidak digunakan, tetapi masih tertimbun di dalam tanah. c Limbah pertanian Limbah pertanian adalah limbah yang bersumber dari aktivitas pertanian. Pada umumnya, limbah pertanian ini dihasilkan dari pemberian pupuk dan pembasmian hama. Hal itu dikarenakan kedua bahan tersebut mengandung banyak sekali zat-zat kimia yang dapat merusak ekosistem tanah sehingga kualitas tanah menurun. Bukan hanya ekosistem tanah saja yang rusak, pada pembasmian pupuk yang menggunakan pestisida bisa membuat sayur atau buah yang dihasilkan menjadi kurang baik untuk dikonsumsi, terlebih lagi jika pestisida digunakan secara berlebihan. d Limbah medis Limbah medis adalah limbah atau sampah yang berasal dari fasilitas dan alat-alat medis. Limbah medis ini bisa ditemukan pada rumah sakit, klinik, dan puskesmas. Limbah jenis ini jika dibiarkan secara terus-menerus sangatlah berbahaya karena setiap alat-alat medis yang digunakan terkandung cairan tubuh seperti darah atau kontaminan lainnya. Contoh-contoh limbah medis, seperti obat-obatan yang kedaluwarsa, sisa-sisa kemoterapi, sisa jaringan tubuh otopsi, atau proses bedah, alat-alat bekas perawatan, dan lain-lain. e Limbah pertambangan Limbah pertambangan adalah limbah yang berasal dari aktivitas pertambangan. Lingkungan yang tercemar akibat limbah pertambangan bisa dilihat dari banyaknya jumlah logam dan air raksa yang berasal dari sisa-sisa proses pertambangan. Contoh limbah pertambangan, yaitu arsenik, asap, asam sulfat, timbal, merkuri, raksa, dan sejenisnya. f Limbah pariwisata Limbah pariwisata adalah yang berasal dari aktivitas manusia ketika melakukan jalan-jalan atau berwisata. Pada umumnya limbah ini berada di lokasi-lokasi yang sering dikunjungi oleh orang-orang ketika berwisata. Misalnya, asap dari sarana transportasi, sisa-sisa makanan dan minuman, dan masih banyak lagi. Dengan adanya limbah pariwisata, maka besar kemungkinan tempat wisata tersebut akan tercemar lingkungan. Karakteristik Limbah Umum Pada umumnya, limbah yang ada di sekitar manusia dan makhluk hidup memiliki karakteristik, yaitu sifatnya yang dinamis, ukurannya yang mikro, penyebarannya berdampak jangka panjang atau antar generasi, dan penyebarannya juga sangat luas. a Sifatnya dinamis Limbah memiliki karakteristik yang dinamis karena limbah itu sendiri selalu bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya. Misalnya, sampah yang dibuang di sungai akan berpindah tempat ke laut. b Ukurannya yang mikro Limbah berukuran mikro. Dalam hal ini, ukuran mikro yang dimaksud adalah partikel-partikel yang ada pada limbah itu sendiri. Bahkan, partikel-partikel yang kecil ini akan sangat sulit untuk dilihat jika tanpa alat bantu seperti mikroskop. Misalnya, partikel-partikel yang ada pada limbah-limbah pabrik atau limbah-limbah rumah tangga. c Berdampak jangka panjang Karakteristik limbah berikutnya adalah berdampak jangka panjang. Dalam penyelesaian masalah limbah ini dibutuhkan kerja sama antar manusia dan antar generasi. Selain itu, untuk menyelesaikan permasalahan limbah membutuhkan waktu yang cukup panjang. Misalnya, sampah-sampah rumah tangga. d Penyebarannya sangat luas Ukurannya yang sangat kecil, maka membuat limbah dapat menyebar secara mudah. Dengan kata lain, limbah mudah tersebar secara luas. Bahkan, limbah bisa menyebar dari satu faktor ke faktor lainnya. Misalnya, limbah pembuangan pabrik yang bisa menyebabkan lingkungan rusak. Karakteristik Limbah Khusus Namun, jika lebih dikerucutkan atau dikhususkan lagi, limbah dapat dibagi menjadi tiga karakteristik, pertama karakteristik fisik, kedua karakteristik kimia, dan ketiga karakteristik biologi. a Karakteristik fisik Karakteristik fisik pada limbah terdiri dari beberapa bagian, yaitu zat padat, bau, suhu, warna, dan kekeruhan. Karakteristik ini bisa dirasakan oleh tubuh manusia. Misalnya, bau yang dapat dicium oleh alat indera hidung, warna yang dapat dilihat dengan mata kita, dan sebagainya. b Karakteristik kimia Karakteristik kimia pada limbah terdiri dari bahan organik, BOD Biologycal Oxygen Demand, DO Dessolved Oxygen, COD Chemical Oxygen Demand, pH Puisaance d’Hydrogen Scale, dan logam berat. Pada dasarnya karakteristik ini adalah pengukuran limbah itu sendiri. Semakin sering mengukur kadar kimia limbah di suatu lingkungan, maka kita akan tahu apakah lingkungan tersebut sudah bersih atau belum. c Karakteristik biologi Karakteristik biologi pada limbah biasanya digunakan sebagai alat pengukur kualitas air khususnya air yang dikonsumsi atau diminum. Air yang kita minum sebaiknya dicek secara berkala supaya air yang masuk ke dalam tubuh kita adalah air bersih dan sehat. Cara Mengatasi Limbah Semakin banyak jumlah penduduk yang ada di bumi, maka akan semakin banyak jumlah limbah yang dihasilkan oleh manusia. Limbah yang semakin banyak ini bisa menyebabkan kesehatan manusia terganggu. Dengan kata lain, permasalahan pada limbah harus segera diatasi supaya tumpukan-tumpukan limbah yang ada di bumi semakin berkurang atau setidaknya bertambah secara signifikan. Di bawah ini akan dibahas cara mengatasi limbah yang mudah untuk dilakukan. 1. Reduce mengurangi Semakin sering kita mengurangi pemakaian barang-barang yang menghasilkan limbah, maka limbah akan berkurang. Berkurangnya limbah akan memberikan manfaat yang baik terutama pada ekosistem lingkungan dan kesehatan manusia. Cara mengatasi limbah yang satu ini dapat dilakukan dengan cara mengurangi pemakaian plastik sekali pakai pada saat berbelanja. Alangkah baiknya, saat berbelanja menggunakan plastik yang bisa dipakai berkali-kali atau mengurangi plastik sekali pakai. Disarankan membeli barang yang tahan lama sehingga tidak mudah rusak. 2. Reuse menggunakan kembali Tidak ada salahnya, jika menggunakan kembali barang sudah digunakan. Dengan pemakaian kembali, maka sama saja kalau kita sudah mengatasi dan mengurangi limbah. Dalam hal ini, penggunaan kembali maksudnya memperlama waktu pakai. Misalnya, botol minum yang memiliki label segitiga, sebaiknya tidak langsung dibuang, tetapi digunakan terlebih dahulu maksimal tiga kali pemakaian. Dengan melakukan hal ini secara berkala, maka sampah-sampah yang dihasilkan dari botol minuman bekas tidak begitu banyak. Selain itu, saat berbelanja sebaiknya menggunakan totebag yang dapat digunakan berkali-kali sehingga penggunaan plastik dapat berkurang secara signifikan. 3. Recycle mendaur ulang Dengan melakukan daur ulang pada limbah-limbah yang ada terutama pada limbah anorganik. Kegiatan mendaur ulang jika dilakukan dengan baik dan benar akan menghasilkan suatu barang dengan harga yang berekonomi tinggi. Oleh karena itu, jangan pernah ragu untuk mendaur ulang berbagai macam limbah. Kegiatan mendaur ulang bisa dilakukan secara mandiri atau dikirimkan ke “bank sampah”. Bank sampah dapat diartikan sebagai tempat pengelolaan limbah anorganik yang berada di lingkungan rumah tangga. Setiap orang yang sudah mengumpulkan sampah yang sudah dipisah organik dan anorganik dan memberikannya kepada bank sampah akan mendapatkan apresiasi dari bank sampah. Kemudian bank sampah akan mengolah limbah-limbah tersebut untuk menjadi barang yang bernilai tinggi. 4. Mengubah limbah organik menjadi pupuk kompos Kamu ingin mendapatkan pupuk secara gratis? Pembuatan pupuk secara gratis ini bisa menggunakan bahan-bahan organik yang berasal dari lingkungan rumah tangga, seperti kulit buah dan sayur-sayuran. Dengan bahan-bahan tersebut, maka bisa menghasilkan pupuk kompos yang dapat menyuburkan tanaman atau tumbuhan. Selain itu, pembuatan pupuk kompos juga bisa dilakukan menggunakan kotoran-kotoran hewan, seperti sapi dan kambing. Meskipun, terlihat menjijikan, tetapi akan menghasilkan sebuah pupuk gratis yang berguna untuk membuat tanaman tumbuh lebih subur. 5. Memakai sabun cuci sedikit mungkin Penggunaan sabun cuci yang sedikit akan membuat pencemaran air berkurang. Hal ini dikarenakan zat-zat kimia yang ada pada sabun yang larut pada air sangatlah sedikit. Selain itu, pengurangan pemakaian sabun cuci ini juga menjaga kualitas tanah dan air tanah. Jadi, sudahkah kamu mengurangi pemakaian sabun cuci? 6. Mengelompokkan sampah organik dan anorganik Pengelompokkan sampah organik dan anorganik, maka kita jadi tahu pengelolaan sampah yang sesuai. Misalnya, sampah-sampah organik bisa dikelola menjadi pupuk kompos. Sedangkan, pada sampah anorganik bisa dikelola menjadi barang-barang bernilai jual tinggi, seperti konblok. Kesimpulan Seperti yang sudah kita ketahui bahwa manusia memang tidak bisa lepas dan dipisahkan dari lingkungan hidup. Dengan kata lain, kebutuhan hidup manusia sangat bergantung dengan apa yang ada di lingkungang hidup ini. Lingkungan hidup yang berkualitas, maka akan menghasilkan kesehatan manusia dan makhluk hidup yang berkualitas juga. Oleh karena itu, setiap manusia perlu memiliki wawasan tentang lingkungan hidup khususnya dalam pengelolaan limbah. Selain itu, sudah seharusnya sesama manusia saling membantu terutama dalam menjaga lingkungan hidup. Lingkungan hidup terjaga, kita semua akan sehat dan bahagia. ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
limbah padat di bawah ini yang dapat terdegradasi yaitu